Telah berkembang berbagai opini di tengah masyarakat tentang
kemanakah ruh itu pergi setelah berpisah dari jasadnya (mati). Apakah ruh itu
masih bergentayangan di alam dunia ini ? apakah ia mampu menampakkan diri
dihadapan manusia ? Untuk mengetahui itu semua, kita memerlukan informasi yang
benar, akurat dan meyakinkan karena permasalahan itu adalah permasalahan ghaib
yang mustahil untuk diketahui kecuali hanya jika diberitakan oleh satu-satunya
pihak yang mengetahui rahasia alam ghaib yakni Allah Ta`ala. Dan satu-satunya
jalur informasi yang resmi yang digaransi dan direkomandasikan oleh Allah
Ta`ala untuk menyampaikan berita-berita alam ghaib tersebut hanyalah melalui
utusanNya (rasulNya) yakni Nabi Muhammad Shalallahu `Alaihi Wasallam.
Jawaban-jawaban yang tidak berasal dari beliau Shalallahu `Alaihi Wasallam
adalah hanya sebatas prasangka dan dugaan semata yang sudah dapat dipastikan
bahwa berita tersebut adalah dusta. Oleh sebab itu semua pertanyaan itu pada
kesempatan ini akan dijawab langsung oleh Rasulullah Shalallahu `Alaihi
Wasallam dalam sabda beliau berikut ini.
Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba
yang mukmin ketika akan meninggalkan dunia dan menuju ke alam akhirat, turun
kepadanya para malaikat dari langit. Wajah-wajah mereka putih berseri laksana
matahari. Mereka membawa kain kafan dan wangi-wangian dari surga. Merekapun
duduk di dekat si mukmin itu sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat
maut hingga duduk di sisi kepala si mukmin itu seraya berkata:
“wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah”
Ruh yang baik itupun mengalir keluar sebagaimana mengalirnya
tetesan air dari mulut wadah kulit. Maka malaikat mautpun mengambilnya. (Di
dalam satu riwayat disebutkan: hingga ketika keluar ruhnya dari jasadnya,
seluruh malaikat di antara langit dan bumi serta seluruh malaikat yang ada di
langit mendoakannya. lalu dibukakanlah untuknya pintu-pintu langit. Tidak ada
satu malaikat penjaga pintu langitpun kecuali mesti berdo`a kepada Allah agar
ruh itu diangkat melewati mereka). Ketika ruh itu diambil oleh malaikat maut,
tidak dibiarkan sekejap matapun berada ditangan malaikat maut itu melainkan
segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih tadi. Maka mereka
membungkus ruh tersebut kedalam kain kafan dan wangi-wangian yang mereka bawa,
dan keluarlah dari ruh tersebut wangi yang paling semerbak dari aroma wewangian
yang pernah tercium dimuka bumi ini. Kemudian para malaikat itu membawa ruh itu
naik. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya:
“siapakah ruh yang baik ini?” para malaikat yang membawanya menjawab: “Fulan
bin Fulan”, disebut namanya yang paling bagus yang dulunya ketika di dunia
orang-orang menamakannya dengan nama tersebut. Demikian hingga rombongan itu
sampai ke langit dunia. merekapun meminta dibukakan pintu langit untuk membawa
ruh tersebut. Maka dibukakanlah pintu langit. Penghuni setiap langit ikut
mengantarkan ruh tersebut sampai ke langit berikutnya hingga mereka sampai ke
langit yang ke tujuh. maka Allah `Azza wa Jalla berfirman: “tulislah catatan
amal hamba-Ku ini di `illiyyiin dan kembalikanlah ia ke bumi, karena dari tanah
mereka Aku ciptakan, ke dalam tanah mereka akan Ku kembalikan dan dari dalam
tanah mereka akan Aku keluarkan pada kali yang lain”.
Si ruh pun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur di
dalam tanah. Maka sunguh ia mendengar suara sandal orang-orang yang
mengantarnya ke kuburnya ketika mereka pergi meninggalkannya. Maka setelah itu
ia didatangi dua malaikat yang mendudukkannya dan mereka bertanya kepadanya
“siapa Rabb kamu?” ia menjawab: “Rabbku adalah Allah”. Ditanya lagi: “Apa
agamamu?”, Jawabnya: “agamaku Islam” jawabnya. “Siapa laki-laki yang diutus di
tengah kalian ?” tanya dua malaikat lagi, “Dia adalah Rasulullah Shalallahu
`Alaihi Wasallam” jawabnya. “Apa amalmu” pertanyaan berikutnya, “aku membaca
kitabullah lalu aku beriman dan membenarkannya” ,jawabnya.
Ini adalah ujian terakhir yang dihadapkan kepada seorang
mukmin. Dan Allah mengokohkannya sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya:
“Allah menguatkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam kehidupan
dunia dan dalam kehidupan akhirat.” (Ibrahim:27).
Kemudian tersengarlah suara penyeru dari langit yang
menyerukan: “telah benar hamba-Ku, maka bentangkanlah untuknya permadani dari
surga. Pakaikanlah ia pakaian dari surga dan bukakanlah untuknya sebuah pintu
ke surga.
Lalu datanglah kepada ruh mukmin ini wangi dan semerbaknya
surga serta dilapangkan baginya kuburnya sejauh mata memandang. kemudian ia
didatangi oleh pria yang berwajah bagus, berpakaian bagus, harum baunya seraya
berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menggembirakanmu, ini adalah hari yang
pernah dijanjikan kepadamu.”
Ruh mukmin ini bertanya dengan heran: “siapakah engkau ?
wajahmu merupakan wajah yang datang dengan kebaikan”. “Aku adalah amal
shalihmu. Demi Allah aku tidak mengetahui dirimu melainkan seorang yang
bersegera mentaati Allah dan lambat dalam bermaksiat kepada Allah, semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan” jawab yang ditanya. Kemudian dibukakan untuknya
pintu dari surga dan neraka. Lalu dikatakan: “ini adalah tempatmu seandainya
engkau dulunya bermaksiat kepada Allah, lalu Allah mengganti bagimu dengan
surga ini”. Maka bila ruh mukmin ini melihat apa yang ada di dalam surga, iapun
berdo`a: “Wahai Rabb-ku segerakanlah datangnya hari kiamat agar aku dapat
kembali kepada keluarga dan hartaku.” Dikatakan kepadanya “Tinggallah engkau”.
Kemudian Rasulullah Shalallahu `Alalyhi Wasallam melanjutkan
penuturan beliau tentang perjalanan ruh. Beliau Shalallahu `Alalyhi Wasallam
bersabda: ”sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam riwayat yang lain
hamba yang fajir) apabila akan berangkat meningggalkan dunia dan menuju alam
akhirat, turun kepadanya dari langit para malaikat yang keras, kaku dan
berwajah hitam. Mereka membawa kain yang kasar dari neraka. Mereka duduk di
dekat si kafir itu sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut
hingga duduk di sisi kepala si kafir seraya berkata “wahai jiwa yang buruk,
keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Allah”.
Ruh yang buruk itu pun terpisah-pisah berserakan dalam
jasadnya, lalu ditarik oleh malaikat maut sebagaimana dicabutnya besi yang
banyak cabangnya dari wol yang basah, hingga tercabik-cabik urat dan syarafnya.
Seluruh malaikat di antara langit dan bumi dan seluruh malaikat yang ada
dilangit melaknatnya. pintu-pintu langit ditutup. Tidak ada satu malaikat
penjaga pintu pun kecuali berdo`a kepada Allah Ta`ala agar ruh si kafir itu
jangan diangkat melewati mereka. Kemudia malaikat maut mengambil ruh yang telah
berpisah dengan jasad tersebut, namun tidak dibiarkan sekejap matapun berada di
tangan malaikat maut, melainkan ruh tersebut segera diambil oleh para malaikat
yang berwajah hitam lalu dibungkus dalam kain yang kasar. Dan keluarlah dari
ruh tersebut bau bangkai yang paling busuk yang pernah didapatkan di muka bumi.
Kemudian para malaikat tersebut membawa ruh tersebut naik. Tidaklah mereka
melewati sekelompok malaikat kecuali mesti ditanya “siapakah ruh yang buruk
ini?” para malaikat yang membawanya menjawab ‘fulan bin fulan”, disebut namanya
yang paling jelek yang dulu ketika di dunia ia dinamakan dengannya. Demikian
hingga rombongan ini tiba dilangit dunia (langit yang paling rendah), merekapun
meminta dibukakan pintu langit untuk membawa ruh tersebut namun tidak
dibukakan. Rasulullah Shalallahu `Alaihi Wasallam kemudian membacakan: “Tidak
dibukakan untuk mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk ke dalam
surga sampai untu bisa masuk ke lubang jarum”. (Al A`raf:40)”.
Allah Ta`ala berfirman: “tulislah catatan amalnya di sijjiin
di bumi yang paling bawah”. lalu ruhnya dilemparkan begitu saja”. Rasulullah
Shalallahu `Alaihi Wasallam kemudian membacakan ayat: “Dan siapa yang
menyekutukan Allah maka seakan-akan ia jatuh tersungkur dari langit lalu ia
disambar oleh burung atau dihempaskan oleh angin ke tempat yang jauh lagi
membinasakan”.
Si ruhpun dikembalikan ke dalam jasadnya yang dikubur di
dalam tanah. Lalu ia didatangi oleh dua malaikat yang kemudian mendudukannya
dan menanyakan kepadanya: “siapa rabbmu?” ia menjawab “hah…hah… aku tidak
tahu”. Ditanya lagi: “Apa agamamu?” ia menjawab: “hah…hah… aku tidak tahu”.
Ditanya lagi: “siapakah lelaki yang diutus ditengah kalian ?” ia menjawab:
“hah…hah… aku tidak tahu”. Terdengarlah suara penyeru dari langit yang
menyerukan: “telah dusta orang itu. maka bentangkanlah untuknya hamparan dari
neraka dan bukakanlah untuknya sebuah pintu dari neraka!”. Lalu datanglah
kepadanya hawa panasnya neraka dan disempitkan kuburnya hingga bertumpuk-tumpuk
(tumpang-tindih) tulang rusuknya (karena sesaknya kuburnya). kemudian seorang
yang buruk rupa, berpakaian jelek dan berbau busuk mendatanginya seraya
berkata: “Bergembiralah dengan apa yang menjelekkanmu. Inilah hari yang pernah
dijanjikan kepadamu”.
Si kafir bertanya dengan heran: “Siapakah engkau? wajahmu
merupakan wajah yang datang dengan kejelekan”. Dijawab: “Aku adalah amalanmu
yang jelek. Engkau adalah orang yang lambat untuk mentaati Allah Ta`ala, namun
sangat bersegera dalam bermaksiat kepada Allah Ta`ala. Semoga Allah ta`ala
membalasmu dengan kejelekan”.
Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, bisu dan
tuli. Ditangannya ada sebuah tongkat dari besi yang bila dipukulkan ke sebuah
gunung niscaya gunung tersebut akan hancur menjadi debu. lalu orang yang buta,
bisu dan tuli itu memukul si kafir dengan satu pukulan hingga ia menjadi debu.
Kemudian Allah mengembalikan jasadnya sebagaimana semula, lalu ia dipukul lagi
dengan pukulan berikutnya. iapun menjerit dengan jeritan yang dapat didengar
oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Kemudian dibukakan untuknya
sebuah pintu neraka dan dibentangkan hamparan neraka maka iapun berdoa: “wahai
rabbku, janganlah engkau datangkan hari kiamat”. (H.R Ahmad dalam Musnadnya ,
Al Haakim dalam Mustadrak `ala shahihnya).
Demikianlah berita dari Allah yang disampaikan RasulNya
Muhammad Shalallahu `Alaihi Wasallam tentang perjalanan ruh setelah berpisah
dari jasadnya. Dari berita tersebut kita dapati bahwa para ruh itu ketika telah
berpisah dari jasadnya, maka ia akan segera sibuk dengan urusannya
masing-masing. Bila ia ketika didunia adalah orang yang baik maka ia akan
segera sibuk dengan segala kenikmatan yang Allah Ta`ala sediakan didalam
kuburnya. Dan bila ia orang yang kafir dan durhaka ketika di dunia maka iapun
akan segera sibuk dengan dahsyatnya adzab Allah di kuburnya. Demikianlah para ruh
itu setelah berpisah dari jasadnya, masing-masing dari mereka akan sibuk dengan
urusan di kuburnya masing-masing, sehingga tentu saja mereka tidak akan sempat
lagi memikirkan nasib orang-orang yang ditinggalkannya di dunia apalagi
mendatanginya atau bergentayangan di dunia seperti yang disangkakan sebagian
orang, dimana sebagian orang menyangka bahwa si mayyit itu bisa menyampaikan
(menjadi perantara) doa antara dia dengan Allah, dan anggapan sebagian orang
juga yang menyangka bahwa adanya ruh yang bergentayangan.
Dan setelah mengetahui berita diatas, masihkah kita berani
bermaksiat kepada Allah dan enggan untuk taat kepadaNya ? Manakah yang menjadi
pilihan kita saat menghadapi kenyataan ketika maut menjemput: ruh diangkat ke
langit dengan penuh kemulyaan kemudian dihantarkan kembali untuk memperoleh
kenikmatan yang kekal, ataukah pilihan kedua yakni ruh dihempaskan dengan hina
dari langit dunia untuk menjemput adzab Allah yang amat pedih? Semoga Allah
Ta`ala menganugerahkan kepada kita akhir hidup yang husnul khathimah,
melindungi kita dari adzab kubur dan memasukkan kita ke surgaNya dengan
rahmatNya.
Sumber : http://samuderailmu.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar